PENGANTAR
· Individu Manusia
Hasil penelitian institusi menurut LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia ) ialah :
a.

Dari
Tenaga 11%


b.
Dari
tangan 1,5%

c.
Dari
mulut 1% 100%

d.
Dari
mata 83%

e.
Dari
hidung 3,5%

Ø Melihat setelah 3 jam menjadi 72%, setelah 3 hari menjadi 20%
Ø Mendengar setelah 3 jam menjadi 70%, setelah 3 hari menjadi 15%
Ø Melihat dan mendengar setelah 3 jam menjadi 83%, setelah 3 hari
menjadi 65%
HAKEKAT KURIKULUM
Teori atau cara belajar mengajar:
1.
Pola
Konsep , yaitu Mendikte
2.
Pola
Instruksi, yaitu perintah kepada murid dengan memberikan tugas
3.
Inquiri,
yaitu Menyadarkan otak secara tidak langsung seperti menulis tanpa disuruh terlebih
dahulu.
4.
Cara
Belajar Mahasiswa Aktif (CBMA) yaitu membiuat rangkuman di akhir
A.
PENGERTIAN KURIKULUM
Pengertian Kurikulum Menurut
Para Pakar
1.
Hilda
Taba
Kurikulum merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anakanak untuk berpartisipasi sebagai abggota masyarakat yang
produktif yang pada dasarnya setiap kurikulum mempunyai komponen-komponen
tertentu seperti; tujuan seleksi, organisasi dan isi bahan pelajaran. bentuk
kegiatannya merupakan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar.
2.
Prof.
Dr. H. E. Koswara, MED
a.
= Jarak yang harus ditempuh

b.
MP = Jumlah pada
pelajaran
c.
MP+K =
Jumlah mata pelajaran + Kegiatan
d.
MP+K+SS+TP = Jumlah mata pelajaran + kegiatan +
Segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai
dengan Tujuan Pendidikan yang diharapkan.


1.

=
155 100%


2.
Mata
Kuliah anda = 60 materi
3.
Mata
Kuliah = * MKDU (mata kuliah dasar
umum)
* MKDK (mata kuliah dasar khusus)
* MKS (Mata kuliah khusus),
contoh; perencanaan pembelajaran, pengembangan kurikulum evaluasi pembelajaran, psikologi
pendidikan, dan sebagainya.
* MP (Mata kuliah pilihan),
yaitu mata kuliah bilamana 3 mata kuliah diatas tidak mencukupi SKS yang ditentukan.
* Mulok (Muatan Lokal), contoh: Aswaja, praktikum ibadah, PPL, KKN
(Kuliah Kerja Nyata), siding skripsi, ujian konferehensif, dan sebagainya.
B. FUNGSI KURIKULUM















Keterangan
1.
Kurikulum
berfungsi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
2.
Fungsi
kurikulum bagi sekolah
3.
Fungsi
kurikulum bagi sekolah yang diatasnya
4.
Fungsi
kurikulum bagi seorang guru
5.
Fungsi
kurikulum bagi kepala sekolah
6.
Fungsi
kurikulum bagi pengawas atau superviser
7.
Fungsi
kurikulum bagi masyarakat


1.
Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman
atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervise atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu
berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagimasyarakat,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri,
kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar. Yang mana semua
fungsi-fungsi itu saling berkesinambungan. Dalam gambar di atas memiliki makna
bahwa masing-masing gambar yang diarsir itu
bermakna saling berkaitannya antara satu fungsi dengan fungsi lainnya.
v
Maksud A Dengan F
Menurut Alexander Inglis (dalam Hamalik,1990)
dalam bukunya Principle of Secondary Education (1918), mengemukakan 6
fungsi kurikulum yaitu fungsi penyesuaian, fungsi pengintergrasian, fungsi
diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan , dan fungsi diagnostic
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
A. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or
adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki
sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,
baiklingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Olehkarena itu, siswa pun harus memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
B. Fungsi Integrasi (the integrating
function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang
utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari
masyarakat.Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan
untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
C.
Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang
harus dihargai dan dilayani dengan baik.
D.
Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk
dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatuhal, tidak dapat
melanjutkan pendidikannya.
E.
Fungsi Pemilihan (the selective function)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi
diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti
pula diberinya kesempatan bagisiswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut,
kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
F.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa
untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang
dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka diharapkan siswa dapat
mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki
kelemahan-kelemahannya.
v
MAKSUD 1 Dengan 7
Sedangkan, menurut Hendyat Soetopo Wanty
Soemanto (2006) fungsi kurikulum sesuai dengan peran dan fungsinya yaitu,
kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, fungsi kurikulum bagi
sekolah, fungsi kurikulum bagi sekolah diatasnya, fungsi kurikulum bagi seorang
guru, fungsi kurikulum bagi kepala sekolah, fungsi kurikulum bagi pengawas,
fungsi kurikulum bagi masyarakat.
1.Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan
Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendididkan. Dalam hal ini, alat untuk menempa
manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu
bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan negara
mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh
berbagai segi, baiksegi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan negara
itu sendiri. Dengan demikian, di negara kita tidak sama dengan Negara-negara
lain, untuk itu, maka:1) Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, 2) Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh
guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
3) kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar
mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan.
Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersang kutan mempunyai
fungsi sebagai berikut: 1) Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan 2) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah
tersebut, fungsi ini meliputi: a. Jenis program pendidikan yang harus
dilaksanakan b. Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan c. Orang
yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
3. Fungsi kurikulum
yang ada di atasnya.
1) Fungsi Kesinambungan
Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada
tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulum yang diselenggarakannya.
2) Fungsi Penyiapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang
mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik
mengenalisi, organisasi, maupun cara mengajar.
4. Fungsi Kurikulum Bagi Guru.
Guru tidak hanya
berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang berlaku,
tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum
tersebut.
5. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah.
Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan
barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah
kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang
berlaku.
6. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor).
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan
sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan
penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan
mutu pendidikan.
7. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat.
Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat
bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilai serta keterampilan yang
dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah.
v HUBUNGAN ANTARA A-F DENGAN 1-6
A. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or
adaptive function)
1.Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan
Mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Olehkarena itu, siswa pun harus memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
1) Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, 2) Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh
guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
3) kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar
mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Dari dua poin di atas memiliki arti hubungan
bahwa dengan kurikulum siswa dituntut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
dalam mencapai tujuan pendidikan yang sedang ia jalani dalam peroses belajar.
Penyesuaian tersebut harus dinamis dan sesuai dengan kondisi perubahan
lingkungannya. Yang mana semua itu sudah dalam.
B. Fungsi Integrasi (the integrating
function)
2. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan.
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang
utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari
masyarakat.Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan
untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersang kutan mempunyai
fungsi sebagai berikut: 1) Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan 2) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah
tersebut, fungsi ini meliputi: a. Jenis program pendidikan yang harus
dilaksanakan b. Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan c. Orang
yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
Dari dua pembahasan di atas hubungannya adalah kurikulum
adalah alat mencpitakan pribadi siswa yang utuh dapat hidup berintegrasi dengan
masyarakatnya. Dalam hal ini dapat dihasilkan dari semua peraturan-peratuan
kurikulum itu sendiri yang sedang berlangsung disekolah tempat siswa belajar.
C.
Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
3. Fungsi kurikulum
yang ada di atasnya.
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu
siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis
yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
1) Fungsi Kesinambungan
Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada
tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulum yang diselenggarakannya.
2) Fungsi Penyiapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang
mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik
mengenalisi, organisasi, maupun cara mengajar.
Maka hubungannya dalam hal ini, kurikulum
memilki peran sebagai penghubung pendidikan siswa ke jenjang berikutnya sesuai
dengan kemampuan dan perbedaan yang dimiliki oleh siswa, yang mana kurikulum
benar-benar mengatur perkembangan siswa ke masa depan sesuai dengan perbedaan
yang mereka miliki.
D.
Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
4. Fungsi Kurikulum Bagi Guru.
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga
diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat
seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembangan
kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.
Hubungan dari dua bahasan di atas adalah guru adalah
sosok yang bukan hanya pelaksana kurikulum namun lebih dalam lagi sebagai
penunjang pengembangan persiapan untuk siswa dalam melanjutkan pendidikannya ke
jenjang lebih tinggi agar lebih siap lagi untuk terjun ke dalam lingkungan
masyarakat dengan persiapan yang matang.
E.
Fungsi Pemilihan (the selective function)
5. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah.
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi
diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti
pula diberinya kesempatan bagisiswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut,
kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan
barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah
kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang
berlaku.
Kemudian dalam dua poin ini hubungannya adalah kurikulum
menjadikan kepala sekolah sebagai pengontrol dan penguasa dalam mengatur
sekolah yang dipimpinnya agar mampu benar-benar dapat dipilih oleh siswa sesuai
dengan kemampuan yang ia miliki demi tercapainya cita-cita yang siswa inginkan.
F.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
6. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor).
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
yang ada pada dirinya, maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri
potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan
sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan
penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan
mutu pendidikan.
Berikutnya hubungan kedua poin ini adalah,
melalui kurikulum para pengawa dituntut agar dapat menyempurnakan dan
memprbaiki peningkatan mutu pendidikan demi terciptanya siswa yang benar-benar
bisa memahai kekurangan dirinya agar ia bisa memperbaiki kekurangan tersebut,
dan memahami sejauh mana kemampuan yang ia miliki agar lebih dikembangkan lagi.





SMA
….., 2) Fungsi Penyiapan tenaga, seperti: tenaga guru yang baru harus disiapkan
untuk memahami kurikulum.
C.
JENIS-JENIS KURIKULUM
1.
Subjek
Kurikulum (Subject Curriculum)
Kurikulum menguat ke sejumlah mata
pelajaran yang berpusat yang artinya, kurikulum yang berpusat pada mata
pelajaran yaitu identik dengan sentral kurikulum, begitu juga pelajaran yang
diajarkan secara terpisah-pisah namanya separated curriculum.
2.
Activity
Curriculum
Kurikulum ini muncul akibat kritikan atau
kecaman para ahli terhadap subjek hukum yang dianggap sebagai kurikulum yang memberikan
pengetahuan yang terpisah-pisah (faxmentaris). Disamping itu, kurikulum ini
dianggap dalam poses belajar mengajarnya membuat anak pasif. Dengan demikian
munculah semacam kurikulum yang membuat anak aktif yang disebut activity
curriculum.
3.
Experience
Curriculum (berpengalaman)
Kurikulum ini menghendaki atas dasar
pengalaman langsung agar pelajaran lebih bermanfaat, karena subjek kurikulum
terlalu mengutamakan pengalaman manusia pada masa yang lalu yaitu kebudayaan
yang diwariskan oleh nenek moyag kita
4.
Live
Curriculum
Kurikulum ini memberikan pelajaran yang
berkaitan dengan kehidupan anak dalam lingkungan masyarakatnya.
5.
Core
Curriculum
Ada ahli yang berusaha memperbaiki segala
kekurangan yang terdapat pada subjek kurikulum. Mereka senantiasa berusaha
mengadakan perbaikan segala bentuk kurikulum yang disebut core curriculum.
D.
ORGANISASI KURIKULUM
Organisasi
kurikulum terbagi menjadi:
1.
Separate
Subject Curriculum (SSC)
2.
Correlate
Curriculum
3.
Integrate
Curriculum
Keterangan
Kurikulum yang
menyajikan bahan pelajaran dalam subjek mata pelajaran yang terpisah-pisah,
yang satu lepas dari yang lain. SSC ini berasal dari bahasa yunani kuno yang
mengajarkan tentang kesusastraan, matematika dan ilmu pengetahuan ditambah
dengan music dan atletik. Salah satu ciri
kurikulum ini adalah berorientasi pada mata pelajaran. Bahan pelajaran
ditetapkan dengan buku. Oleh karena itu, buku merupakan alat atau sumber yang
utama bagi kegiatan pembelajaran.
Beberapa kebaikan SSC diantaranya:
a.
Bahan
pelajaran dapat disajikan secara ogis dan sistematis. Contoh; SD, 1 tahun ialah 2 semester
(tri semester, catur wulan) yang terdiri dari 12 bulan. SD seharusnya memakai
tri semester. Dan seterusnya.

b.
Organisasi
kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan, dan mudah dilaksanakan.
c.
Kurikulum ini mudah dimulai. Bertujuan
menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian dan kecakapan-kecakapan yang
mudah dimulai dengan ujian dan tes.
d.
Kurikulum
ini juga dipakai di perguruan tinggi
e.
Kurikulum
ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi
f.
Kurikulum ini lebih memudahkan seorang guru
g.
Kurikulum
ini mudah untuk dirubah, contoh:
-
Kurikulum
di daerah masih tradisional : 1+1 = 2
-
Kurikulum
di daerah berkembang : sudah
mulai berpikir 1+1 apa?
-
Kurikulum
di daerah maju : 1+1=2,
menghasilkan apa?
-
Kurikulum
di daerah modern : 1+1=2, setelah ada hasilnya, 5 tahun yang
akan datang dampaknya apa?
TOKOH-TOKOH
YANG BERPENGARUH TERHADAP KURIKULUM
1.
Plato
< 1500 tahun
2.
John
Amos Comenius (1592-1672)
3.
John
Locke (1632-1704)
4.
Jean
Jacques (1712-1778)
5.
Johan
Hanrich (1746-1827)
6.
Frederick
Frobel (1782-1852)
7.
Johan
Frierik Herbart (1776-1841)
8.
Edward
Lee Thorndike (1874-1950)
9.
John
Dewey
Penjelasan
no 7 (Johan Frierik Herbert)
Johan mengungkapkan bahwa tujuan pengalaman
langsung hendaknya tidak semata-mata diberikan sekedar memperoleh pengalaman
langsung menjadi pengetahuan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan menurut
Herbert adalah sebagai berikut:
1.
Persiapan
(planning)
2.
Penyajian
3.
Bahan
yang harus di sosialisasikan
4.
Generalisasi
5.
Aplikasi
1.
Langkah
persiapan
Guru harus menyiapkan anak secara mental
dengan menghidupkan bahan “apersefsi” yakni apa yang telah diketahui anak
tentang apa yang akan diajarkan sehingga bahan dapat dipahaminya.
2.
Penyajian
Guru harus menggunakan metode-metode mengajar yang
cocok serasi. Guru tidak mengajarkan bahan itu terlepas-lepas karena apabila
informasi lepas tidak fungsional.
3.
Bahan
yang harus di sosialisasikan
Dengan hal-hal yang bersamaan dengan
tempat-tempat lain dan pada masa-masa yang berlainan, juga harus mengetahui
karakteristik sekolahnya (lokasi, jumlah murid, kelas, dan lain-lain).
SEORANG GURU
DALAM ORIENTASI UMUM KEGIATAN PPL
Ada 11 poin
yang harus ditempuh:
1.
Merumuskan
tujuan pengajaran
2.
Penerapan
strategi belajar mengajar
3.
Pengunaan
media instruksional (peta, bola dunia, dll) dan sumber belajar dalam proses
belajar mengajar
4.
Pengembangan
kegiatan belajar mengajar
5.
Penguasaan
ketrampilan pengajaran
6.
Pengelolaan
dan penafsiran nilai tes hasil pembelajaran
7.
Pelaksanaan
pelajaran remedial (nilai dibawah KKM) dan program remedial (keseluruhan dalam
kelas)
8.
Penyusunan
program pengajaran
9.
Penyelenggaraan
administrasi sekolah
Administrasi
terbagi menjadi 2, yaitu:
a.
Administrasi
intern: seorang guru membuat RPP, data kepegawaian, biodata guru, pengalaman
mengajar, data base individu, status pekerjaan, SK guru, SK honorer, SK
kepegawaian, dll.
b.
Administrasi
ekstern: biodata siswa, buku raport, daftar nilai, absensi kelas, daftar
kurikulum, daftar siswa per kelas, kalender pendidikan, visi misi sekolah,
jumlah ketenagaan, daftar inventaris, dll.
10.
Ketata
usahaan sekolah
11.
Evaluasi
program pengajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar